Latte Factor: Pengeluaran Kecil tapi Bikin Kantong Menipis

Alfita Putrimasi
4 min readApr 21, 2021
Photo by Jakub Kapusnak on unsplash.com

Pernahkah kamu mengalami kejadian di mana kamu ingin menghemat pengeluaran, namun di saat yang sama, kamu juga masih sering mengeluarkan uangmu untuk hal — hal kecil? Misalnya, kamu tidak sengaja melewati sebuah gerai kopi, lalu tercium aroma kopi segar yang membuat kamu menjadi tergoda untuk membelinya. Alhasil kamu pun membeli segelas kopi yang seharga Rp25.000,00 itu kemudian berpikir, “ah gakpapa lah cuman Rp25.000,00 doang.” Tanpa kamu sadari, hal ini terus kamu lakukan hingga beberapa kali. Sampailah di akhir bulan, ketika kamu menghitung kembali uangmu yang tersisa, seketika kamu berpikir, “uangku ke mana aja ya selama ini? Perasaan gak ada beli barang mahal tapi yang tersisa cuman sedikit.” Hal seperti ini lah yang disebut dengan latte factor.

Latte factor adalah pengeluaran — pengeluaran kecil yang sering diabaikan atau kamu merasa bahwa itu hanyalah pengeluaran kecil yang tidak akan ada efeknya, padahal jika diteruskan dapat mempengaruhi keuangan kamu secara keseluruhan. Walaupun namanya latte, tapi pengeluaran yang termasuk ke dalam Latte factor ini tidak hanya latte ataupun kopi aja ya. Contoh lainnya adalah jajan bubble tea, rokok, snack, dan lain — lain.

Jika latte factor ini kamu abaikan, maka keuanganmu menjadi tidak sehat. Kenapa? Sebagai ilustrasi, kamu membeli secangkir kopi seharga Rp25.000,00 setiap hari. Dalam sebulan, kamu akan menghabiskan Rp750.000,00. Jika 1 tahun berarti kamu akan menghabiskan Rp9.000.000,00 hanya untuk kopi. Angka yang besar bukan? Namun sering tidak kamu rasakan karena pengeluarannya tidak kamu catat. Buat kamu yang masih sering mengalami latte factor ini dan bingung bagaimana menguranginya, yuk simak beberapa tips berikut ini!

1. Rencanakan Alokasi Pengeluaran

Photo by Kelly Sikkema on unsplash.com

Rencanakan pengeluaranmu dari sekarang agar kamu bisa tahu uang kamu akan dipakai untuk apa saja dan pastinya mencegah kamu agar tidak boros. Kamu bisa menggunakan persentase tertentu untuk mengalokasikan pendapatanmu. Misalnya saja kamu memiliki pendapatan Rp5.000.000,00. Kamu bisa mengalokasikan 20% dari pendapatanmu untuk tabungan. Agar lebih efektif, kamu bisa memasukkan uang tabunganmu di rekening yang terpisah dengan rekening operasionalmu sehingga uang yang berada di rekening tabungan tidak kamu sentuh untuk pengeluaran sehari — hari. Atau, kamu juga bisa langsung memasukkannya ke dalam investasi, seperti reksa dana, saham, dan sebagainya. Kemudian 30% bisa kamu alokasikan untuk membayar hutang, misalnya bayar cicilan motor dan sewa kos. Sisanya bisa kamu gunakan untuk pengeluaran sehari — hari seperti makan, transportasi, dan sebagainya. Tentunya persentase ini tidak mutlak ya, kamu bisa menganggarkan pengeluaranmu sendiri sesuai kebutuhanmu.

2. Anggarkan Kebutuhan Bulananmu

Photo by Boxed Water Is Better on unsplash.com

Tulislah pengeluaranmu sedetail mungkin mau seperti apa. Misalnya, tadi kamu mau mengalokasikan sekitar 50% pendapatan kamu untuk biaya sehari — hari. Nah, kamu bisa jabarkan lagi biaya sehari — harinya seperti apa. Berapa anggaran untuk membeli makanan pokok, berapa untuk membeli kopi, berapa untuk membeli cemilan, berapa untuk membeli produk perawatan kulit, dan sebagainya. Tulislah sejelas — jelasnya anggaran pengeluaranmu agar kamu tahu pola dari pengeluaranmu seperti apa. Tidak hanya itu, dari sini kamu juga bisa menjaga agar setiap pos pengeluaran tadi tidak melebihi batas anggaran yang sudah ditetapkan sebelumnya dan mencegah membeli barang selain yang sudah dianggarkan.

3. Mencatat Setiap Pengeluaran

Photo by Scott Graham on unsplash.com

Setelah kamu menganggarkan kebutuhanmu, langkah selanjutnya adalah kamu bisa mencatat pengeluaranmu setiap kali selesai membeli sesuatu. Catatan ini berfungsi agar kamu mengetahui ke mana uang kamu pergi, sehingga bisa terlihat apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan yang kamu rencanakan sebelumnya atau tidak. Jika tidak, maka kamu bisa me-review catatan pengeluaranmu setiap akhir bulan untuk melihat adakah pengeluaran yang bisa kamu kurangi. Misalnya, setelah di-review ternyata pengeluaranmu banyak digunakan untuk jajan es kopi. Nah, kamu bisa nih mengurangi jajannya, menggantinya dengan es kopi yang harganya lebih murah atau bahkan tidak jajan es kopi lagi. Dengan begini pengeluaranmu bisa lebih teratur.

Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mencegah latte factor agar pengeluranmu bisa teratur. Yuk, mulailah kesadaran akan pentingnya perencanaan keuanganmu dari sekarang untuk menuju kebebasan finansial di masa depan

--

--